Senin, 09 Februari 2009

Axioo Pico DJM616A

Pertama melihatnya, kami langsung mendapati kemiripan netbook ini dengan dengan MSI Wind (InfoKomputer September 2008). Bahkan kami kesulitan menemukan perbedaannya, jadi sepertinya keduanya dibuat oleh tangan yang sama. Spesifikasinya pun mirip, seperti menggunakan prosesor Intel Atom N270 (1,6GHz) dan layar berukuran 10 inci. Kalaupun ada yang membedakan, itu adalah kapasitas harddisknya. Pico memiliki 160GB, sementara Wind 80GB. Kapasitas sebesar ini patut dicatat sebagai kelebihan Pico, mengingat netbook lain—seperti Acer Aspire One—mentok di angka 120GB. Fasilitas lain yang disediakan Pico adalah WiFi, Bluetooth, Ethernet, slot SD Card, dan VGA Out.

Karena bentuk fisiknya sama, Pico memiliki kelebihan serupa dengan Wind. Salah satunya adalah keyboardnya yang terasa luas; setidaknya untuk ukuran netbook. Jika dihitung, ukuran tiap kunci sekitar 17x15 cm, membuat proses mengetik terasa nyaman dan kami tidak kesulitan mencapai kecepatan mengetik standar. Kami juga tidak merasakan paparan panas yang signifikan di sandaran tangan meski telah menggunakannya dalam waktu lama.

Kelebihan Pico yang lain adalah kualitas layarnya yang cukup bagus. Pada setelan brightness tertinggi, layarnya mampu menunjukkan detail yang tajam, tanpa menyebabkan paparan yang terlalu silau. Layar 10,2 inci ini sendiri memiliki resolusi 1024x600 pixel, sehingga nyaman digunakan ke situs-situs yang dioptimasi di lebar resolusi 1024 pixel.

Dimensi Pico sekitar 26x18 cm, dengan tebal antara 2,6-3 cm. Bobotnya sendiri sekitar 1,15 kg. Jika dibandingkan, Pico sedikit lebih berat dibanding Asus Eee PC atau Acer Aspire (1kg). Namun perbedaan bobot ini seharusnya tidak bermasalah, karena kami merasa tetap nyaman membawanya keliling kantor.

Karena menggunakan komponen yang sama, kami mencoba membandingkan kinerja Pico dengan Wind. Hasilnya bisa diduga: keduanya memiliki kinerja yang mirip. Termasuk di antaranya daya tahan dalam memutar video dalam format HD yang sekitar 1,5 jam. Hasil ini mirip dengan Wind, tapi tidak bisa menandingi Asus Eee PC 901 yang mencatat waktu lebih dari 4 jam. Ini tidak lain disebabkan penggunaan harddisk berbentuk piringan dan kapasitas batere yang cuma 2200 mAh. Jadi jangan lupa siapkan charger ketika Anda membawa Pico bepergian.

Dengan bentuk yang mirip, Axioo Pico sepertinya dibuat oleh tangan yang sama dengan MSI Wind. Dan karena MSI yang memiliki pabrik, berarti Axioo membeli Pico dari MSI. Ini berarti Pico lebih mahal dibanding Wind dong? Ternyata tidak. Pico dibandrol dengan harga Rp. 4,8 juta, sementara Wind sekitar Rp. 5,8 juta. Jadi sepertinya MSI ‘memberikan’ jalan bagi OEM-nya untuk lebih kompetitif dalam harga dibanding produknya sendiri. Agak aneh, tapi itulah bisnis.

Dengan harga di bawah Rp. 5 juta dan sudah termasuk Windows Home Edition, Axioo Pico adalah pilihan yang bagus untuk Anda yang mencari netbook. Saingan terdekat adalah Acer Aspire One versi Windows yang dibandrol sekitar Rp. 4,8 juta. Kelebihan Pico adalah telah dibekali Bluetooth dan kapasitas harddisk lebih besar, sementara kelebihan Aspire One adalah adanya dua slot SD Card. Karena jarang menggunakan SD Card, bagi kami Axioo Pico adalah pilihan yang lebih memikat dibanding Aspire One. (Wisnu Nugroho-InfoKomputer)

Plus : Harga kompetitif; menyediakan Bluetooth.

Minus: Kapasitas batere cuma 2200 mAh.

Hasil Uji

Karena pada dasarnya sama persis, performa Axioo Pico terlihat setara dengan MSI Wind, meski pada beberapa pengujian terlihat agak tertinggal. Namun karena kapasitas baterenya yang terbatas, Pico cuma bertahan 1,5 jam untuk memutar HD Video.